Memotivasi karyawan
Ø Pengertian motivasi
Motivasi adalah penggerak dari
dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi
juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Ø Nilai motivasi
Keberhasilan suatu bisnis bukan
hanya karena ide bisnisnya saja, tetapi juga karena karyawannya. Karyawan juga
perlu dimotivasi serta perlu memiliki keterampilan yang sesuai untuk melakukan
pekerjaannya.
Beberapa perusahaan yakin bahwa
jika perusahaan dapat memperkerjakan orang – orang yang termotivasi secara
alamiah, maka karyawan akan berkinerja dengan baik di tempat kerja, tetapi hal
ini tidak selalu terjadi.
Ø Teori motivasi
Motivasi karyawan dipengaruhi oleh
kepuasan kerja (job satisfaction), atau tingkat sejauh mana karyawan puas
dengan pekerjaan mereka. Oleh karena karyawan yang puas dengan pekerjaannya
lebih termotivasi, maka manajer dapat memotivasi karyawan dengan emastikan
kepuasan kerja.
a)
Studi Hawthorne
Teori ini
menerangka bahwa pekerja menjadi lebih termotivasi ketika mereka merasa bahwa
mereka diperbolehkan untuk berpartisipasi. Supervisor dapat memotivasi karyawan
dengan memberikan lebih banyak perhatian kepada mereka dan memperbolehkan
mereka untuk berpartisipasi.
b)
Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini
mengatakan bahwa manusia memeringkat kebutuhan mereka dalam lima kategori umum.
Lima kategori tersebut yaitu :
·
Kebutuhan fisiologis
(physiological needs)
Ini merupakan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, seperti
pangan dan papan, kebanyakan pekerjaan dapat membantu memenuhi kebutuhan ini.
·
Kebutuhan akan keselamatan
(safety needs)
Kebutuhan ini sangatlah penting karena menyangkut
keselamatan dalam bekerja, dengan terpenhinya kenutuhan ini dapat membantu
karyawan untuk bekerja secara maksimal.
·
Kebutuhan sosial (social
needs)
Kebutuhan sosial ini bisa juga berupa kebutuhan untuk
menjadi bagian dari suatu kelompok. Beberapa perusahaan mencoba membantu
karyawannya untuk memenuhi kebutuhan sosialnya dengan mengelompokkan pekerja
dalam tim – tim atau dengan mengatur kegiatan sosial setelah jam kerja.
·
Kebutuhan akan penghargaan
(esteem needs)
Beberapa pekerja dapat memenuhi kebutuhan ini melalui
promosi dalam perusahaan atau dengan menerima penghargaan khusus atas pekerjaan
mereka. Kebutuhan ini dapat seperti rasa hormat, prestise, dan pengakuan.
·
Aktualisasi diri
(self-actualization)
Ini maksudnya yang mencerminkan kebutuhan untuk
mewujudkan potensi seorang dengan sepenuhnya. Misalnya saja, orang dapat
mencapai aktualisasi diri dengan memulai dan berhasil menjalankan bisnis yang
sesuai dengan minatnya.
c)
Studi Kepuasan Kerja
Herzberg
Herzberg dalam
studinya menemukan hal hal sebagai berikut :
faktor umum yang diidentifikasikan oleh
pekerja yang tidak puas
(factor hygiene)
|
faktor umum yang diidentifikasikan oleh
pekerja yang puas
(factor motivasional)
|
kondisi kerja
|
pencapaian
|
supervisi
|
tanggung jawab
|
Gaji
|
pengakuan
|
keamanan kerja
|
kemajuan
|
Status
|
pertumbuhan
|
Hasil Herzberg
menunjukkan bahwa factor – factor seperti kondisi kerja dan gaji harus memadai
guna mencegah timbulnya ketidakpuasan dipihak karyawan. Tetapi jika manajer
memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada karyawan, hal tersebut dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan memotivasi karyawan untuk lebih produktif.
Kalau diperhatikan
hasil studi Herzberg ini sesuai dengan hasil dari hierarki Maslow. Factor –
factor hygiene Herzberg pada umumnya
sesuai dengan kebutuhan dasar Maslow (seperti keamanan kerja). Hal ini
menunjukkan bahwa jika factor hygiene memadai, maka factor-faktor tersebut
memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar para pekerja. Dan untuk factor
motivasional Herzberg (seperti pengakuan) pada umumnya sesuai dengan hierarki
kebutuhan Maslow yang lebih ambisius.
d)
Teori X dan Teori Y
McGregor
McGregor memberikan
kontribusi utama lainnya dengan mengembangkan teori X dan teori Y. msing masing
teori ini mencerminkan presepsi yang mungkin dimiliki oleh supervisor terhadap
pekerja, berikut ringkasannya :
Teori X
|
Teori Y
|
karyawan tidak menyukai pekerjaan dan tanggung
jawab yang terkait serta akan berusaha menghindari pekerjaan sebisa mungkin
|
karyawan mau bekerja dan lebih menyukai untuk
memiliki tanggung jawab yang lebih besar
|
e). TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory
of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang
ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu
sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian
tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas
(keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
f). Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961),
menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan
akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan
akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk
mengatur)
g). Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang
didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori
maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak
atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel
dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
Ø
CARA MEMOTIVASI KARYAWAN
(1)
Memberikan kepada pekerja keterangan
yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang baik.
(2)
Memberikan kesempatan umpan
balik secara teratur.
(3)
Meminta masukan dari karyawan
dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang merupakan urusan bersama.
(4)
Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat
menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh
jawabanempengaruhi pekerjaan mereka.
(5)
Belajar dari para karyawan itu
sendiri apa yang memotivasi mereka
(6)
Mempelajari apa saja kegiatan-kegiatan lain yang pekerja lakukan bila
mereka mempunyai waktu luang, dan kemudian menciptakan kesempatan bagi mereka
untuk melakukan kegiatan itu secara lebih teratur.
(7)
Memberi selamat secara pribadi
kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik.
(8)
Terus menerus memelihara
hubungan dengan orang yang mereka bawahi.
(9)
Menulis Memo secara pribadi
kepada mereka tentang hasil kinerja mereka
(10) Menghargai karyawan karena
pekerjaan mereka yang baik secara umum.
Ø
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN
DAN MORAL KERJA KARYAWAN
DAN MORAL KERJA KARYAWAN
Program-program yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kepuasan dan moral dari karyawan antara lain :
1. Menaikan upah karyawan.
2. Memberikan kenaikan jabatan kepada karyawan yang berprestasi.
2. Memberikan kenaikan jabatan kepada karyawan yang berprestasi.
3. Kepastian kerja.
4. Memberikan bonus uang tunai kepada karyawan yang
4. Memberikan bonus uang tunai kepada karyawan yang
berkinerja baik dalam
perusahaan.
5. Memberikan kompensasi kepada karyawan.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
5. Memberikan kompensasi kepada karyawan.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
Ø MEMOTIVASI DALAM LINGKUNGAN KERJA
Seorang
Manajer harus mampu untuk memotivasi karyawannya secara aktif dan harus dapat
mempengaruhi tingkat motivasi karyawannya, jika kinerja perlu diperbaiki,
manajer harus turut campur dan membantu menciptakan atmosfer yang mendorong,
mendukung, dan mempertahankan perbaikan.
Motivasi dalam lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja yang akan dilakukan seorang karyawan untuk melakukan suatu aktivitas kerjanya di suatu perusahaan, ketika motivasi karyawan untuk melakukan suatu aktivitas kerja menurun, ini akan berdampak pada hasil kinerja kerjanya yang menjadi tidak maksimal. Begitu sebaliknya, ketika motivasi karyawan meningkat maka hasil dair aktivitas kerjanya akan maksimal dan baik.
Maka seorang manajer harus aktif memotivasi karyawannya dengan cara yang baik agar tercipta lingkungan kerja yang baik.
Motivasi dalam lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja yang akan dilakukan seorang karyawan untuk melakukan suatu aktivitas kerjanya di suatu perusahaan, ketika motivasi karyawan untuk melakukan suatu aktivitas kerja menurun, ini akan berdampak pada hasil kinerja kerjanya yang menjadi tidak maksimal. Begitu sebaliknya, ketika motivasi karyawan meningkat maka hasil dair aktivitas kerjanya akan maksimal dan baik.
Maka seorang manajer harus aktif memotivasi karyawannya dengan cara yang baik agar tercipta lingkungan kerja yang baik.
Ø
PENTINGNYA MEMOTIVASI KARYAWAN
Motivasi kepada karyawan sangat lah penting
dilakukan karena suatu perusahaan akan mendapatakan hasil produksi yang
memuaskan dan memiliki pekerja yang mempunyai semangat dalam bekerja dan
berkompeten di bidangnya masing masing.
Sangat Memotivasi:) myblog
ReplyDelete